Kepikunan atau demensia biasanya dialami oleh orang-orang yang menginjak usia lanjut. Tapi, sekarang gejala demensia sudah mulai dirasakan generasi muda seiring gaya hidup mereka yang kurang sehat. Bisa jadi, saat ini di rumah Anda ada orang tua atau kerabat yang mengalami masalah penurunan kerja otak ini. Sehingga, mereka harus mendapatkan perawatan ekstra karena mulai susah diajak berpikir jernih seperti saat mereka muda.
Menjaga orang yang pikun memang perlu ketekunan. Tidak jarang seseorang menjadi bosan dengan tingkah penderita demensia. Oleh sebab itu, biasanya keluarga menjadi tumpuan dalam merawatnya karena menjaga dengan penuh kasih sayang.
Dikutip dari Aktualpost.com, ada beberapa saran yang bisa diterapkan dalam merawat penderita demensia:
- Usahakan penderita demensia sering terhubung dengan orang lain. Dengan begitu, penderita akan terlatih otaknya dan mencegah penurunan fungsi otak lebih parah. Berkomunikasi adalah salah satu metode pencegahan.
- Jadikan lingkungan tempat tinggalnya menarik sesuai minatnya. Misalnya menjadikan lantai lebih sering bersih dan mengkilap, atau menjadikan lingkungan terasa asri. Demensia memengaruhi persepsi dan pandangan penderita. Lingkungan yang nyaman membantunya dalam mengajak berpikir.
- Bersabar dalam merawat. Orang yang bermasalah dengan kepikunan lebih mudah bingung dan merasa takut. Tandanya, penderita gampang marah atau frustrasi. Dalam merawat mereka perlu kesabaran untuk mengajaknya kembali tenang. Jangan bosan mengajaknya berbicara agar mereka tidak menjadi cemas atau stres.
- Hindari untuk terlalu mengoreksi tindakannya. Ibaratkan mereka seperti anak kecil yang lebih sedikit tahu tentang apapun. Mereka sangat pelupa dan mungkin lebih sering melakukan kesalahan. Melihat hal tersebut, hindarilah untuk selalu memarahinya. Ini membuat Anda dan dia sama-sama frustrasi. Sebaiknya, berikan pengertian dengan pelan-pelan sehingga mereka paham tanpa merasa panik.
- Selalu ajak untuk mengingat kenangan masa lalu. Salah satu tanda kepikunan adalah kesulitan mengingat kenangan jangka pendek. Namun, penderita masih mampu mengingat memori masa lalunya. Bernostalgia dengan menceritakan hal-hal masa lampau bisa membuatnya tersenyum dan gembira.